7 salamun dalam al qur an
Makapada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertobat.” (QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 35) Maksudnya, tidak ada jalan untuk melepaskan mereka dari neraka bahkan mereka kekal di dalamnya. Mereka itulah orang-orang yang dinyatakan oleh al-Qur’an sebagai kaum tahanan dan diputuskan kekal di sana.
WALI9 Sykh Abdul Qadr Jailni 1.Sunan Ampel 2.Sunan Bonang 3.Sunan Muria 4.Sunan Gunung Jati 5.Sunan Kalijaga 6.Sunan Giri 7.Sunan Kudus 8.Sunan Drajat 9.Sunan Gresik TV INDONESIA Mivotv Kandang tv TV DAKW DAKW Kitab Tibyan.buyyahya kitab-al-hikam.buyyahya koleksi-audio-vcd-buya-yahya ceramah taklimnet
Ciriciri bulan Ramadhan dalam Al-Qur'an dan hadits dijelaskan secara luas. Bulan suci Ramadhan adalah momen yang paling ditunggu dan dirindukan oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Banyaknya keistimewaan bulan Ramadhan, membuat umat Islam merasakan nikmatnya menjalani ibadah.Di bulan suci Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk
Sesungguhnyaia benar-benar Al-Qur’an yang sangat mulia, فِيْ كِتٰبٍ مَّكْنُوْنٍۙ. Fī kitābim maknūn(in). dalam Kitab yang terpelihara. لَّا يَمَسُّهٗٓ اِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَۗ. Lā yamassuhū illal-muṭahharūn(a). Tidak ada yang menyentuhnya, kecuali para hamba (Allah) yang
Salamun Buah Pencarian pada Malam Lailatul Qadar. Ramadan Syahrul Qur’an (Bulan Al-Qur’an) 183 shares. Share 73 Tweet 46. Ucapkan Barakallah sebagai Pengganti Selamat. 3789 shares. Share 1516 Tweet 947. Hukum Membakar Pakaian Bekas. 915 shares. Share 366 Tweet 229. 5 Pro dan Kontra Media Sosial.
26 Salamun 27. Hiya 28. Hatta 29. Matla'a 30. Alfajr *Mari kita telaah* : Jumlah kata dlm surah Al Qadr (30) sebanyak *jumlah Juz dlm Al Qur'an* Jumlah hurufnya (114) sebanyak *jumlah surah dalam Al Quran* Al-Qur'an diturunkannya di bulan Ramadhan sesuai firman Allah (Bulan Ramadhan yg didalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi
Salahsatu dari keutamaan Alquran, seperti seringkali dibicarakan, adalah keindahan bahasanya. Belakangan, para peneliti modern dengan memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi mengungkap kenyataan baru tentang adanya hubungan makna antara kata-kata tertentu dalam Alquran, yang mempunyai frekuensi penyebutan yang sama banyak.
Nah, dalam ayat sebanyak itu, perlu kamu ketahui, dalam Al-Qur’an ada 7 ayat yang dimulai kata salamun. Salah satunya ada dalam surat Ya-Siin yang sering kita baca tiap
AlFatihah [1]: 6-7) 4) Oleh karenanya, para ulama mengatakan bahwa firman Allah di dalam surah An-Nisa ayat 69-70 adalah penjelasan dari surah Al-Fatihah. Salah satu penjelasannya bahwa jalan yang lurus biasanya tidak banyak yang melewatinya karena untuk melewati jalan ini membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit dan harus mempunyai
Home» Alquran Terjemahan Bahasa Indonesia » Al-Qur'an Surat ke-7. QS. Al-A’raf (Tempat Yang Tertinggi) 206 Ayat Terjemahan Bahasa Indonesia. Mereka menyeru penghuni surga, "Salamun ‘alaikum" (salam sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk). (Al-Qur'an) itu. Pada hari bukti kebenaran itu tiba
.
Lihatlah 7 salamun dalam al qur an Jadi jika kita ingin selamat dunia akhirat dan mendapatkan banyak keutamaan jangan lupa membaca Al-Quran dengan istiqomah. Salamun Qaulam Mirrabbirrahim 7x. Pada dasarnya seluruh surat dalam Al-Quran sangat istimewa. Baca jugadalam dan 7 salamun dalam al qur an Angka 7 adalah angka yang pertama sekali disebutkan didalam AlQuran yaitu. Coba sama-sama kita lihat bagaimana hakikat dari keutamaan dari angka 7 ini dalam AlQuran. Salamun Ala Ibrahim 7x. Only Quran Hadith Al Quran Unke Burey Kaamon Ki Wajah Un Par Bhuk Quran Hadith Allah Salamun Hiya Hatta Mat Lail Fajr Telah kubaca ayat-ayat suci di dalam Qalam Ilahi dalam surat As-Shaffat. Ada satu hal yang sangat membuat jiwa ini ikut merindukan untuk 7 tips mengajarkan anak hafal Al Quran. Juga tidak menjadi masalah asal jelas dengan hakikat salam itu. 7 Salamun itu sendiri banyak versi yang ada. On Islam Ini 7 tips mengajarkan anak hafal Al Quran. Judul Surah On IslamFormat Surah DocxUkuran File Surah 7 salamun dalam al qur anTanggal post Februari 2018 Jumlah halaman surah 248 HalamanBaca On Islam On Quran Judul Surah On QuranFormat Surah DocxUkuran File Surah 7 salamun dalam al qur anTanggal post Mei 2021 Jumlah halaman surah 162 HalamanBaca On Quran Sidi Ali Cisse Sufi Sufism Islam Judul Surah Sidi Ali Cisse Sufi Sufism IslamFormat Surah DocxUkuran File Surah 5mb 7 salamun dalam al qur anTanggal post Agustus 2017 Jumlah halaman surah 284 HalamanBaca Sidi Ali Cisse Sufi Sufism Islam Ya Nabi Salam Alaika Lyrics Full Salato Salam Lyrics Medina Mosque Beautiful Islamic Quotes Al Masjid An Nabawi Barangsiapa Yang Membaca Yaasin Sepenuhnya Dan Pada Ayat Ke 58 Surah Tersebut Salaamun Qaulan Min Rabbin Rahi Kutipan Quran Kata Kata Indah Kata Kata Motivasi On My Din Judul Surah On My DinFormat Surah PDFUkuran File Surah 7 salamun dalam al qur anTanggal post Februari 2020 Jumlah halaman surah 233 HalamanBaca On My Din On Quran Quotes Judul Surah On Quran QuotesFormat Surah DocUkuran File Surah 7 salamun dalam al qur anTanggal post April 2019 Jumlah halaman surah 155 HalamanBaca On Quran Quotes Quran 13 Surat Ar Ra D The Thunder Arabic And English Translation Hd Quran 75 Surah Al Qiyamah The Resurrection Arabic And English Translation On Islamic Dua Judul Surah On Islamic DuaFormat Surah PDFUkuran File Surah 7 salamun dalam al qur anTanggal post Februari 2017 Jumlah halaman surah 174 HalamanBaca On Islamic Dua On Imaan Judul Surah On ImaanFormat Surah JPEGUkuran File Surah 6mb 7 salamun dalam al qur anTanggal post Maret 2017 Jumlah halaman surah 255 HalamanBaca On Imaan Itulah Artikel tentang 7 salamun dalam al qur an, , semoga bermanfaat. Disclaimer Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact
Asalamualaikum dan salam Jumaat penghulu segala hari...izinkan kak rose nak tepek kat sini perkongsian dari wall fb untuk kita semua, terutama untuk diri sendiri mengamalkannya.. terima kasih dengan perkongsian ini..7 SALAMUNKegunaannya adalah untuk melembutkan hati musuh, menjinakkan binatang buas dan merawat penyakit. 1. Salamun Qaulam Mirrabbirrahim.سَلَـٰمࣱ قَوۡلࣰا مِّن رَّبࣲّ رَّحِیمࣲ[Surah Ya-Seen 58]2. Salamun 'Ala Nuhin Fil 'Alamiin.سَلَـٰمٌ عَلَىٰ نُوحࣲ فِی ٱلۡعَـٰلَمِینَ[Surah As-Saaffat 79]سَلَـٰمٌ عَلَىٰۤ إِبۡرَ ٰهِیمَ[Surah As-Saaffat 109]4. Salamun Ala Musa Wa Harun.سَلَـٰمٌ عَلَىٰ مُوسَىٰ وَهَـٰرُونَ[Surah As-Saaffat 120]سَلَـٰمٌ عَلَىٰۤ إِلۡ یَاسِینَ[Surah As-Saaffat 130]6. Salamun Hiya Hatta Mat La’il Fajr سَلَـٰمٌ هِیَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ[Surah Al-Qadr 5]7. Wasalamun 'Alal Mursalin. Walhamdulillahi robbil 'Alamiin.وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِینَ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ[Surah As-Saaffat 181 - 182]Kegunaannya adalah untuk melembutkan hati musuh, menjinakkan binatang buas dan merawat penyakit.* Untuk merawat penyakit, bacakan ayat 7 salamun ini sebanyak 21 kali lalu tiup di air dan minum atau di buat mandi.* Untuk melembutkan hati musuh atau menjinakkan binatang buas, bacakan ayat ini 7 kali lalu tiup ke arah orang yang di tuju.* Amalkan ayat ini selepas solat. Jumlah wiridnya seikhlas Fb Rahmat Rahman Wallahu'alamPerhatian. Sebaiknya Baca Ayat 7 SALAMUN ini menggunakan Ayat Al Quran supaya tidak lari drpd
Oleh Abdullah Alawi Gelar sarjana telah di pundakku beberapa bulan lalu dari perguruan tinggi di ibu kota. Ijazahku nilainya bagus-bagus. Aku sudah ditawari bekerja di beberapa perusahaan. Namun aku menundanya untuk istirahat dulu di rumah beberapa bulan untuk membicarakannya dengan ibu. Meski demikian, ternyata gelar sarjana itu tak berguna untuk sekadar masuk ke ruang depan di rumah orang tuaku sendiri. Aku sudah berkali-kali membukakan pintunya, tapi selalu urung. Seolah ada kekuatan yang menolakku, mendorong untuk mengatupkan daun pintunya kembali, perasaan bersalah yang besar. Suatu sore, aku menatap pintu ruangan itu sambil duduk di kursi sembari menikmati kopi dan singkong rebus yang disuguhkan ibu. Tapi rasanya tawar. Pikiranku melayang-layang pada pintu itu, ruangan itu, isinya, dan pada almarhum ayahku yang meninggal setahun lalu. Belum sempurna lamunan, pintu rumah ada yang mengetuk, uluk salam, dan langsung mendorong pintu. Di ambang telah berdiri tetangga dengan tangan menggenggam piring putih kosong. Piring itu menambah mumet pikiran. Bahkan aku merasa piring itu langsung dilemparkan ke kepalaku. Aku tak menjawab salam orang itu. Malah pergi ke kamarku kemudian mengunci pintunya. “Ini pasti Rabu wekasan,” jeritku dalam hati. Aku menangis sesunggukan di dalam kamar. Pikiranku kembali melayang-layang kepada ayah. Wajahnya, ubannya, pecinya, tasbihnya. Perkataan-perkataannya, saat-saat bersamanya bermunculan satu per satu. Begitu jelas. *** Ayah mengambil sebuah kitab lusuh agak tebal dari lemari jati yang tampak masih kokoh. Di lemari itu berderet kitab-kitab lain. Kitab yang tebal menyatu dengan yang tebal. Begitu pula yang kecil. Ada juga yang kelihatannya masih baru. Rata-rata kitab yang jilidnya tipis dilapisi dengan sampul. Ada yang dengan koran, bekas almanak dan ada yang memang benar-benar sampul. Ayah menyebut benda-benda itu dengan kitab kuning. Padahal menurutku, tidak kuning. Bahkan kitab yang baru diambilnya sudah berwarna coklat muda. Pinggir-pinggir halamannya sudah keriting seperti milikku ketika setahun dibawa pulang pergi ke madrasah tanpa tas. Mungkin tokonya sudah lupa menjual kitab itu karena pembelinya saja, ayahnya ayah, telah almarhum. Kemudian ia membuka jilidnya dengan perlahan seolah tidak ingin ada suara mengikutinya. Di jilid bagian dalam itu tampak tinta hitam tulisan tangan berbahasa Arab, berbaris rapi. Setiap baris tulisan diakhiri angka dengan huruf Arab juga. Ia meraba tulisan-tulisan itu sampai berakhir di satu barisan. Lalu membuka halaman-halaman dengan perlahan. Dan berhenti di angka sesuai akhir baris tulisan di jilid tadi. Ternyata ia tidak memulai dari daftar isi, melainkan dari catatan itu. Entah ayah yang membuatnya atau kakek karena konon ketika ayah nyantri, menggunakan kitab-kitab kakek. Di halaman itu, tampaklah rimba semut hitam kaku. Semut-semut itu kadang terjalin dalam satu susunan kalimat, ada juga yang sendirian. Di pengajian malam Jumat bersama bapak-bapak dan Jumat pagi bersama ibu-ibu, berdasarkan semut-semut itu, ayah bisa bercerita tentang para nabi atau sahabat dan para sufi, hukum-hukum yang rumit, perkataan-perkataan ulama, atau kisah-kisah orang alim. Ia bisa membacanya dengan lancar seperti orang kota membaca koran karena di saat senggangnya, ia sering sendirian terpekur di hadapan benda itu di ruangan paling depan rumahku. Tapi bagiku, jangankan bercerita, melihatnya saja bikin mata kunang-kunang. "Suatu saat, semut-semut ini harus bicara kepadamu," kata ayah. Dia memberi tekanan pada kata “harus”. "Bicara? Bagaimana caranya, Ayah?" "Kau harus belajar nahwu dan sharaf. Untuk bisa seperti itu, kamu harus nyantri. Ayah nyantri. Kakekmu nyantri. Ayahnya kakekmu juga.” Aku diam. “Sore ini Rabu wekasan. Rabu terakhir bulan Safar dalam penanggalan Hijriyah,” lanjut ayah sambil mengeluarkan pena bertinta jafaron yang warnanya kemerahan. Kemudian memanggil ibu di dapur untuk membawakan piring. Ibu dan kedua adikku datang. Ia menyerahkan piring putih berukuran besar. Kami mengerubungi ayah. Fokusnya kepada pena di atas piring. “Buat apa Ayah nulis di piring? Apa Ayah sudah tidak punya buku? Aku masih punya,” kata adikku yang pertama, berusia 6 tahun. Ayah tidak menanggapi. Adikku langsung ngeloyor pergi ke kamarnya. Ketika kembali, ia sudah menyodorkan bukunya. Tapi diambil ibu yang langsung membisikkan sesuatu di telinganya. Adik kemudian diam dan memerhatikan ayah. Kami tak ada yang bicara. Termasuk si bungsu. Tatapan kami tetap seperti semula, ke tangan ayah yang mulai bekerja, mencipta huruf dan rangkaian huruf Arab di atas piring dengan rapi sebagaimana aku lihat di halaman-halaman Al-Qur’an. Ukurannya menurutku seimbang. Selintas, sebagaimana di kitab kuning itu, huruf-huruf itu nyaris seperti barisan semut-semut, cuma bedanya yang ini berwarna merah. Juga barisannya tidak lurus, melainkan berputar ke dalam seperti lingkaran obat antinyamuk bakar. Ayah terus menulis dengan khusuk. Kami khusuk juga memerhatikannya. Semakin lama, semut-semut yang berbaris melingkar itu semakin berdesakkan. Kemudian tangan ayah berhenti persis di tengah-tengah piring. Dia meletakkan pena itu. Dan semut itu pun berhenti seolah jalan yang akan dilewatinya tercegat. "Kamu tahu Al-Qur’an berapa juz?” tanya ayah kepadaku. “Tiga puluh juz, Ayah.” “Berapa surat dan berapa ayat?” "Seratus empat belas ayat, dan enam ribu enam ratus enam puluh enam ayat.” "Nah, dalam ayat sebanyak itu, perlu kamu ketahui, dalam Al-Qur’an ada 7 ayat yang dimulai kata salamun. Salah satunya ada dalam surat Ya-Siin yang sering kita baca tiap malam Jumat. Kamu ingat?” “Ingat, Ayah.” “Coba bacakan!” “Salamun qaulam mirrabi rahim”. “Coba apa artinya?” Aku menggeleng kepala. Aku merasa ayah berlebihan meminta arti ayat kepada anak seusiaku. Ayah-ayah temanku sedesa, mungkin juga sekecamatan, sore itu dan sore-sore yang lain, tak mungkin ada yang bertanya arti ayat kepada anak kecilnya. Sementara ayah menatapku lekat-lekat. Inilah ayahku. Kalau pertanyannya tak terjawab, biasanya marah-marah, setidaknya melotot. Konon kakek dan buyutku juga seperti itu. Pertanyaannya selalu harus berjawab. Jika tidak bisa, membentaklah ia. Apalagi jika pertanyaan itu sudah biasa, ayah sering menghadiahi sapu lidi. Mau berlindung sama ibu adalah sia-sia. Karena ibu selalu berada di pihak ayah. Sedari ingat, aku diajari membaca dan menghafal tiap malam diakhiri dengan tangisan. Ayah dan ibu seolah tak puas kalau aku belum menangis. Beberapa bulan lalu, aku dimintannya mentashrif sebuah fi’il mudlari. Aku lupa, makanya dimarahi habis-habisan sampai mencucurkan air mata. Kemudian ayah mengguyurkan sedikit air putih dari ceret ke piring itu. Lalu menghapus-hapus dengan telunjuknya. Sekarang airnya kemerahan. Adikku yang pertama, tanpa komando, hendak turut menghapus dengan telunjuknya juga. Tapi tangan ibu keburu menahannya. Adik bungsu meronta-ronta di pangkuan ibu, sepertinya ingin turut berpartisipasi menghapus juga. Kemudian air itu dimasukkan kembali ke dalam ceret. Dan di piring itu tak ada satu pun semut yang tertinggal. “Ini adalah Rabu wekasan. Rabu terakhir bulan Safar,” kata ayah, “kalian harus meminum air ini. Guyurkan juga ke dalam bak mandi dan sumur, juga ke kolam di depan kobong. ” “Kenapa begitu, Ayah?” “Kamu akan tahu penjelasannya kalau kamu sudah bisa membaca kitab ini,” katanya. Tak lama setelah itu, beberapa orang tetangga uluk salam dan mengetuk pintu. Mereka membawa piring sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Kemudian ayah menulis di piring itu seperti tadi. Ketika ada yang datang lagi, ayah berbuat serupa. Namun, ketika menjelang maghrib, tetangga yang datang disuruhnya mengambil air dari sumur di dapur untuk dibawa pulang kemudian disatukan dengan air sumur dan minum walaupun setetes. “Dulu mah para santri juga ikut meminta salamun ,” kata ayah seolah berbicara kepada dirinya sendiri. Sekitar lima tahun lalu, di kobong masih ramai dengan santri. Bahkan sejak zaman buyutku. Tak pernah kurang dari 30 santri yang tinggal. Sedikit memang, tapi tak pernah kering. Mereka berasal dari desa dan kecamatan tetangga. Bahkan pada generasi awal, banyak yang dari luar kabupaten. Namun sekarang tinggal beberapa santri kalong. Santri tua telah pulang dan menikah, sementara anak-anak generasi baru, tak kerasan tinggal. Alasannya macam-macam. “Dulu, menurut kakekmu, salamun ini disimpan di saku para santri ketika menghadapi tentara Belanda datang ke desa sini. Buyutmu yang membuatnya, dituliskan dalam selembar kertas,” lanjut ayah bercerita. “Begitu juga ketika datang tentara Jepang, giliran kakekmu yang membuatnya. Tidak hanya para santri yang membawanya, tapi gerilyawan. Sekarang ayah. Kelak seharusnya kamu. Salamun itu tolak bala. Menurut kitab ini, Allah menurunkan berbagai macam penyakit di akhir bulan Safar. Nah, salamun itu tolak balanya, ” jelasnya. Kami tak ada yang berbicara. Adikku yang pertama pergi setelah meneguk segelas air. Kemudian berlari. Lamat-lamat terdengar suaranya agar meminum salamun entah kepada siapa. Sementara si bungsu menelusup ke dada ibu. “Zaman kakekmu, kobong itu dibakar Jepang karena mereka mengetahui tempat itu jadi persembunyian gerilyawan. Rumah kakekmu juga dibakar. Termasuk seluruh kitab kuningnya. Tapi santri selamat semua. Seluruh penduduk kampung mengungsi ke hutan. Sekembali dari pengungsian, kakek tak henti-hentinya menangisi kitab-kitab itu. Ketika zaman telah merdeka, santri berdatangan lagi. Tapi berbulan-bulan dia tak mengajari mereka. Ia masih sedih dengan kitab-kitab itu. Ia mau mengajar lagi ketika datang surat dari gurunya. Sedikit demi sedikit, ia membeli kitab. Semuanya masih terjaga di lemari jati itu. Sementara yang baru-baru, ayah yang beli. Kelak setelah tiada, kaulah dan adik-adikmu pemiliknya.” Enam bulan setelah ayah menulis salamun itu, selepas lulus SD, aku dikirimnya ke sebuah pesantren di kota kabupaten. Ayah menyuruhnya nyantri sambil sekolah, dan jangan dibalik. Tapi kenyatannya memang terbalik. Aku sekolah sambil nyantri. Pelajaran di sekolah lebih aku geluti daripada kitab-kitab kuning itu. Aku malas ngalogat apalagi mutholaah. Dan tak pernah bertanya apabila ada yang tidak mengerti kepada santri senior, apalagi langsung ke ajengan. Karena itulah aku sering kena ta’jir. Pelajaran di pesantren aku rasa tidak menarik sama sekali dan suasananya juga tidak asyik. Dari hari ke hari aku makin tidak kerasan dan sering menginap di rumah teman sekelas di sekolah. Semakin bertambahlah ta’jir untukku. Makin berlipat-lipat juga ketidakbetahanku. Ketika ayah mengetahui hal itu, aku pasrah mau dimarahi dengan cara apa pun. Aku kaget karena ternyata ayah tidak marah, melainkan diam. Namun pandangannya ke arah lain. Ada sesuatu di muka ayah yang coklat dan mulai keriput itu, entah apa namanya. Karena tidak ada reaksi, hal itu malah membangkitkan keberanianku untuk meminta sekolah saja. Ayah lagi-lagi diam. Di muka itu aku makin melihat ada bahasa yang panjang tapi tak diungkapkannya. Tapi herannya itu tak menjadi perhatianku karena keinginan hengkang dari pesantren terbuka. Ayah lalu bangkit tanpa sepatah kata pun. Kelak, aku mengingatnya sejak itu, ia jadi pendiam. Meski tak mendapatkan izin secara lisan, aku menafsirkan ayah mengabulkan keinginanku. Aku tinggal di kosan bersama teman lain yang berasal dari desa. Kesempatan itu aku manfaatkan sebaik-baiknya dengan belajar giat. Biaya sekolah aku ambil sebulan sekali melalui pintu dapur. Ketika aku mau berpamitan, ayah selalu tiada, seolah menghindariku. Selepas lulus, perjuanganku tidak sia-sia, aku mendapatkan beasiswa di perguruan negeri di ibu kota. Jurusan kupilih sendiri tanpa bermusyawarah dengan ayah. Dan kini aku jadi sarjana, tapi melihat piring kosong saja pergi, apalagi membuka perpustakaan kitab-kitab kuning ayah. Penulis adalah Nahdliyin kelahiran Sukabumi
Salah satu ayat inti dalam ritus ini adalah 7 ayat salamun, ayat tersebut dituliskan di atas daun mangga menggunakan tinta oleh beberapa santri dan panitia. Al-Biqai dalam tafsirnya menjelaskan makna as}-S}ala>m 12Wawancara dengan Awaluddin, tanggal 10 November 2020, pukul wib. 13Wawancara dengan Nur Hidayah, tanggal 10 November 2020, pukul wib. 14Wawancara dengan Nur Hidayah, tanggal 10 November 2020, pukul wib. serta penempatannya setelah sifat al-Malik dan al-Quddus bahwa tidak dapat tergambar dalam benak Allah SWT. Disetuh Dzat, sifat dan perbuatanNya dengan sedikit kekurangan pun, disebabkan oleh kesempurnaan kerajaan dan kesucianNya, karena itu pemusnahan dari sisiNya atau sentuhan mudharat kapan pun di dunia dan di akhirat serta dalam keadaan apa pun, tidak dinilai sebagai keburukan. Bukankah pengetahuan Yang Maha Suci itu menyangkut lahir dan batin dalam tingkat yang sama? Bukankah Dia meletakkan segala sesuatu pada tempat yang sebaik-baiknya yang pada dasarnya tidak dapat dijangkau atau tidak dapat dijangkau sepenuhnya oleh siapapun. Karena itu setelah penyebutan kedua sifat al-Malik dan al-Quddus diperlukan adanya penjelasan yang dapat memberi rasa selamat dan aman. Penjelasan itu adalah dengan menyebut as-Salam, karena keselamatan adalah batas antara keharmonisan atau kedekatan dan perpisahan, serta batas antara rahmat dan siksaan. Karena as}-S}ala>m lebih banyak berkaitan dengan hal-hal lahiriah, maka ia disusul oleh al-Mu’min, karena rasa aman adalah batas antara cinta dan benci bagi yang tidak mampu meraih cinta. Inilah minimal yang dapat diraih oleh pemilik hak dari siapa yang wajar memberinya cinta. Karena itu pula seseorang yang merasa wajar menerima cinta tidak akan rela bila hanya menerima hak, sebagaimana belum sempurna iman seseorang dengan sekedar beriman dorongan cinta kepadaNya melebihi cintanya kepada yang lain dan mempersamakan cinta untuk dirinya Berikut adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang digunakan pada tradisi Ritus Mandi Safar di Qs. Ya>si>n 58 15 M. Quraish Shihab, Ensiklopedia Al-Qur’an Kajian Kosakata, ed Sahabuddin, hlm. 871-872 16 Wawancara dengan Nur Hidayah, tanggal 10 November 2020, pukul wib. 58. kepada mereka dikatakan "Salam", sebagai Ucapan selamat dari Tuhan yang Maha Surah Yaasin ayat 58 Selamat SejahteraUcapan dari Tuhan Maha Penyayang. Artinya ialah bahwa dengan ucapan “Selamat Datang” ahi-ahli surga itu disambut oleh Tuhan kedatangan mereka ke dalam surga itu, sebagaimana malaikat-malaikat pemeliharaan surga itupun mengucapkan salam demikian pula kepada mereka lihat surah ar-Ra’ad ayat 33. Dan surga itu sendiri bernama “Darus Salam”, Negara Bahagia. Bahkan satu diantara nama Allah yang 99 itu pun ialah “as}-S}ala>m” Lihat juga Surah 33 al Ahzab ayat 44. as}-S}ala>m mempunyai arti keselamatan, kedamaian, ketentraman. Itulah yang diinginkan oleh tiap-tiap orang dan itulah yang kan mereka temui di surga 79. "Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam".19 Surah Ash-Shaffat 79, sembari melihat kembali pada ayat 89 ini adalah ucapan selamat dan penghargaan sangat tinggi kepada Nuh yatu seorang di antara pemberi-pemberi ingat yang dikatakan Tuhan pada ayat 72 yaitu Rasul Tuhan. Yang telah dengan gigih, tabah, keras hati dan usia panjang telah menyampaikan peringatan Tuhan kepada Manusia. dan selalu pula dia menyeru Tuhan, memohonkan pertolongan, karena insaf beliau bahwa manusia tidak akan berhasil dalam usaha besar ataupun kecil kalau 17 Al-Qur’an dan Terjemahannya, QS. Ya>si{n 58 18 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta Panjimas, 1986, Jilid 8, hlm 6016 19 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Qs. Ash-Shaffat 79 tidak ada taufiq dan hidayah dari Allah. Kemudian itu, setelah penghargaan dan ucapan selamat kita kepada Nuh, Tuhan pun memuji dia pula, bahwa kejayaan usahanya adalah karena kebaikannya Qs. as}- S}a>ffa>t 109 109. yaitu"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim".21 Dilanjutkan dengan surah Ash-Shaffat ayat 109, yang menjelaskan suatu pujian tertinggi dari Tuhan atas penyerahan diri lslam yang sejati itu. "Demikianlah Kami memberikan ganjaran atas orang-orang yang berbuat kebajikan. Diiringi lagi dengan pujian atas Imannya "Sesungguhnya dia itu adalah termasuk dalam hamba-hamba Kami gang beriman." ayat 111' Penghargaan yang demikian tinggi diberikan kepada Ibrahim dapatlah kita fahamkan jika direnungkan kembali cerita ini. Perhatikan cara dia menyambut mimpi. Perhatikan ketika bertempur di antara dua cinta, yaitu cinta kepada Allah dengan cinta kepada anak. Perhatikan pula cara dia menyampaikan berita mimpi itu kepada anaknya. Pendiriannya tetap tetapi sikapnya tenang. Dia tidak memaksa, tetapi menginsafkan kepada anaknya. Dia menyuruh anaknya merenungkan soal itu, lalu menyatakan pendapat. Perhatikan pula bekas didikannya kepada anaknya. Anaknya mengambil kesimpulan, bahwa ini bukan mimpi. Tetapi perintah Tuhan. Dia menggesa ayahnya agar segera melaksanakan perintah Tuhan itu. Dan sikapnya menyambut perkataan ayahnya tidak ragu-ragu, tidak bimbang tetapi tidak pula menunjukkan bahwa dia berani menghadapi segala kemungkinan. Secara sederhana dia menyatakan bahwa Insya Allah dia akan sabar' Semua 20 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 8, hlm 6088-6089. 21 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Qs. Ash-Shaffat 109 dipulangkannya kepada Allah! Semua yang telah berlaku, sedang berlaku dan akan berlaku adalah kehendak Qs. as}- S}a>ffa>t 120 120. yaitu "Kesejahteraan dilimpahkan atas Musa dan Harun".23 Dan pada surah Ash-Shaffat ayat 120, dengan melihat ayat sebelumnya pada ayat 118 disebutkan Dan Kami beri petunjuk keduanya kepada jalan yang lurus. Dengan ayat ll7 juga diterangkan bahwa mereka diberi kitab yang memberi penjelasan, maka kitab inilah yang dijadikan pedoman. Di ayat 118 ini diterangkan bahwa mereka diberikan petuniuk jalan yang lurus, karena kitab bukan semata-mata mereka baca, melainkan dituruti dengan pimpinan dan bimbingan. Kitab ibarat teori, cara menjalankanrya ialah praktek. Praktek itulah yang membawa kepada jalan yang lurus, karena selalu di dalam menghadapi seqala persoalan dihadapi dengan mengharapkan pertolongan dari Allah sebab Nabi Musa memimpin kaumnya sama juga dengan Nabi Muhammad, yaitu membentuk suatu masyarakat yang berdisiplin, patuh mengikuti perintah. Hanya kaum Bani Israil jualah yang kerapkali keras kepala dan mungkir akan janjinya. Dan Kami tinggalkan untuk keduanya kenangan untuk yang datang kemudian. Maka sebagaimana juga Nabi-nabi yang telah terdahulu tadi, sejak Nabi Nuh, dan Ibrahim sebagai Nabi-nabi terbesar, Musa dan Harunpun telah meninggalkan kesan dan kenangan yang baik pada manusia yang datang di belakang. Memang ajaran-ajaran agamalah yang basar pengaruhnya membentuk budi pekerti manusia di dalam alam ini zaman demi zaman. 22 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 8, hlm 6105 23 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Qs. Ash-Shaffat 120 Selamat sejahterahlah atas Musa dan Harun, Itulah ucapan penghormatan tertinggi yang telah diberikan Allah dan dipujinya kepada Nabi kita Muhammad saw di dalam wahyu atas kedua Nabi yang berjasaaa itu. Lalu disebutkan Tuhan pula penghargaanNya terhadap tiap-tiap orang yang berjasa Sesungguhnya demikianlah Kami memberi ganjaran orang-orang berbuat kebajikan pada ayat 121. Karena mereka telah berjuang mengatasi segala macam kesulitan, menghadapi seorang raja penguasa yang merasa dirinya sangat tinggi, sehingga berani mengatakan bahwa dia adalah Tuhan dan tidak mau menerima seketika Musa mengatakan bahwa ada Satu Tuhan yang menguasai seluruh alam ini, yang kekuasaan Fir'aun tidak ada arti apa-apa dibandingkan dengan kemahakuasaan Allah Qs. as}- S}a>ffa>t 130 130. yaitu "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?"25 Dan mengenai ayat Ash-Shaffat ayat 130 menceritakan nabi Ilyaas, Selamat sejahtera atas Il-Yaasin pada ayat 130 yang merupakan ucapan selamat sejahtera dari Allah sendiri terhadap seorang di antara RasulNya itu, yang di tempat lain disebutkan satu di antara namanya yaitu Ilyas, dan di sini disebut namanya yang satu lagi, yaitu Il-Yaasin. Sebagai RasulNya yang terakhir bernama Muhammad, dan pernah juga disebut namanya yang lain Ahmad. Negeri Makkah pernah juga disebut namanya yang lain Thurisinia. Nabi Isa anak Maryam juga disebut namanya yang lain Almasih. Sesungguhnya Kami, demikianlah Kami memberikan ganjaran atas orang-orang yang berbuat kebajikan, demikianlah pujian terpuji lagi dari Tuhan kepada RasulNya Ilyas. Dia diakui sebagai seseorang yang sangat besar 24 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 8 hlm 6115 25 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Qs. Ash-Shaffat 130 jasanya. Oleh sebab itu patutlah dia mendapat ganjaran dan penghargaan dari Allah karena Allah memang tidak mau melupakan jasa orang yang berjasa. Akhirnya diberikan pujian yang lebih tinggi lagi seperti pada ayat 132, sesungguhnya dia adalah termasuk hamba-hamba Kami yang beriman, dengan ayat ini Tuhan menmbanggakan lagi Nabi dan RasulNya yang telah berjuang Qs. Al-Qadr 5 itu penuh Kesejahteraan sampai terbit Untuk surah Al-Qadr ayat 5, Sejahteralah dia sehingga terbit fajar pada ayat 5. Dalam ayat ini bertambah jelas bahwa malam itu adalah malam salaam, malam sejahtera, malam damai dalam jiwa Rasul Allah. Sebab pada malam itulah beliau diberi pengertian mengapa sejak beberapa waktu sebelum itu dia mengalami beberapa pengalaman yang ganjil. Dia merasakan mimpi yang benar, dia mendengar suara didekat telinganya sebagai gemuruh bunyi lonceng. Mulai pada malam itu terobat hati Nabi Muhammad saw yang sudah sekian lama merasa diri terpencil dalam kaumnya karena perasaannya yang mumi sudah sejak kecilnya tidak menyetujui menyembah berhala dan tidak pernah beliau memuja patung-patung dari batu dan kayu itu sejak kecilnya. Dan sudah sejak mudanya hati kecilnya tidak menyetujui adat-adat buruk bangsanya. Pada malam itulah terjawab segala pertanyaan dalam hati, terbuka segala rahasia yang musykil selama ini. Itulah malam damai, malam salam, sejak terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar hari esoknya. Di waktu itu, sebab pada malam itulah dipisahkan segala urusan yang penuh hikmah Surat 44 ad-Dukhkhan ayat 4. Yaitu urusan yang besar dari sisi 26 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 8 hlm 6119 27 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Qs. Al-Qadr 5 Kami; Sesungguhnya Kami adalah mengutus Rasul." ayat 5. Sebagai 73. Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan pula. sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya "Kesejahteraan dilimpahkan atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya".29 Dan terakhir adalah Surah Az}-Z}umar ayat 73, di pangkal ayat 71 dan pangkal ayat 73 sama-sama didapati kata Wa Silqa, yang kita artikan diiringkan. Boleh juga diartikan dihantarkan. boleh juga diartikan diarak. Ketiga arti ini terpakai dalam bahasa Indonesia. Sama saja terpakai untuk orang jahat yang diiringkan ke neraka dengan untuk orang bertakwa yang diiringkan ke surga. Perubahannya ialah pada cara mengiringkan dan siapa yang mengiringkan. Kalau orang berbuat dosa diiringkan ke dalam neraka maka mengiringkannya itu tentulah malaikat yang bertindak sebagai polisi pengawal untuk menjaga jangan sampai orang yang diiringkannya itu lari dari pengawalan. Adapun orang bertakwa yang diiringkan ke dalam surga diiringkan oleh pengawal kehormatan, keduanya sama-sama berombongan. Tetapi yang pertama berombongan sebagai orang hukuman dan yang kedua berombongan sebagai orang-orang yang dihormati dan dimuliakan. Sehingga apabila mereka telah datang kepadaNya yaitu datang kepada surga yang 28 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 10 hlm 8069 29 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Qs. Az-Zumar 73 disediakan buat tempat tinggal mereka itu, dan dibukakan pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya “selamat sejahteralah bagi kamu! Berbahagialah kamu! Maka masuklah ke dalamnya dalam keadaan kekal. Disini juga dilihat perbedaan cara penyambutan. Bagi rombongan yang ditentukan masuk neraka jahannam, baru saja mereka datang pintu terbuka yang mula-mula mereka terima ialah cercaan dan penyesalan malaikat penjaga neraka. Mereka memang mengakui bahwa mereka bersalah, tetapi nasib buruk tidak dapat dielakkan lagi. Maka dibuklah pintu-pintu jahannam dan disuruh kekal menderita di dalam. Adapun kepada rombongan yang ditentukan ke dalam surga mereka dibukakan pintu oleh malaikat sembara diucapkan salam selamat datang, selamat berbahagia dan dipersilahkan masuk untuk menikmati anugrah dan balasan jasa langsung dari Ilahi yang kekal untuk selamanya. Dan mereka pun dengan bersyukur menerima nikmat a. Penggunaan Tanjak Putih Sebagai Wadah Tulisan 7 Ayat Salamun Biasanya jika ritus ini diadakan besar-besaran, panitia dari perempuan disediakan akan tetapi untuk tahun ini panitia dipilih dan dibatasi hanya dari laki-laki. Pada saat acara inti ritus mandi safar, ketua adat dan panitia pembawa menara menggunakan baju adat melayu berwarnya cream, di atas kepala menggunakan tanjak berwarna putih yang berguna sebagai wadah atau tempat penyimpanan daun mangga yang bertuliskan 7 ayat salamun. Untuk peserta tidak diwajibkan menggunakan pakaian seragam dan tanjak, dan daun yang bertuliskan 7 ayat salamun bagi 30 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid 8, hlm 6322-6324 peserta hanya di bawa seperti biasa. Tidak ada perbedaan daun bagi laki-laki dan perempuan, semuanya sama menggunakan daun mangga. Berbeda dengan perempuan, karena tidak ada keterlibatan kaum hawa dalam panitia pada tahun ini, maka seluruh panitia dan peserta hanya membawa daun seperti biasanya tanpa menggunakan gelang putih di tangan sebagai wadah daun mangga yang bertuliskan 7 ayat salamun. Jika peserta tidak mendapatkan daun mangga maka mereka cukup melafalkan 7 ayat salamun, tetapi sejauh pengetahuan peneliti dan penjelasan dari salah satu panitia seluruh peserta jarang yang tidak mendapatkan daun mangga yang bertuliskan 7 ayat C. Makna Simbol perlengkapan dalam Tradisi Mandi Safar di Desa Air Hitam Laut 1. Payung Payung yang dipakai dalam tradisi Mandi Safar adalah payung yang berwarna kuning. Payung ini berfungsi untuk menaungi pemimpin daerah atau tokoh masyarakat yang hendak diarak menuju menara. Payung ini juga memiliki simbol kesetian rakyat kepada pemimpinnya yang adil dan bijaksana dalam mempimpin dan mengayomi anaknya. Hakikat dari pemimpin adalah orang yang dapat mengayomi 2. Menara Menara adalah instrumen yang menjadi ciri khas pelaksanaan Mandi Safar di Air Hitam Laut sebab dalam tradisi Mandi Sapar di daerah lainya 31Wawancara dengan Nur Hidayah, tanggal 10 November 2020, pukul wib. 32 Wawancara Armada, Simbol- Simbol-simbol dan Perlengkapan yang digunakan di dalam Tradisi Mandi Sapar di Desa Air Hitam Laut, pada tanggal 21 Oktober 2020 pukul tidak digunakan menara. Menara yang digunakan berwarna dominan putih dan sedikit divariasikan dengan warna hijau berbentuk seperti menara mesjid pada umumnya, dengan ketinggian sekitar satu sampai dua meter. Pondasi menara dibentuk segi empat dan di desain sedemikian rupa agar terapung ketika digiring ke tengah pantai Air Hitam Laut. Di dalam menara tersebut di isi dengan ketan, buah-buahan hasil pertanian, dan telur rebus. Menara tunggal bermakna bahwa Tuhan yang berhak disembah hanya satu. Jumlah satu juga menunjukkan lambang kebersamaan dan persatuan masyarakat Desa Air Hitam Laut; bersatu dalam membangun dan bersatu dalam mewujudkan segala cita-cita bangsa dan 3. Pondasi Menara Rakit Pondasi menara berbentuk persegi dengan luas 2,5 m x 2,5 m yang sekaligus berfungsi sebagai rakit untuk mengapungkan menara ketika digiring ke tengah pantai oleh delapan orang pemuda. Pondasi menara saat ini sudah tidak menggunakan bahan baku nibung dan bambu atau batang nipah lagi dikarenakan sulit mencarinya dan repot dalam proses pembuatanya disamping dapat merusak lingkungan jika diambil terus menerus dan juga batang nipah diperlukan untuk menjaga kesetabilan ekosistem pantai dari gerusan erosi. Sehingga untuk masa sekarang dan dengan alasan efektifitas dan efiseinsi, maka pondasi menara terbuat dari kayu dan di bawahnya dilapisi dengan derijen kosong yang berfungsi sebagai pengapung. 4. Telur Telur yang digunakan dalam tradisi Mandi Safar di Air Hitam Laut adalah telur yang direbus. Telur yang digunakan tidak terbatas pada telur ayam saja, namun bisa pula dengan menggunakan telur itik, puyuh, dan lain 33 Wawancara Armada, Simbol- Simbol-simbol dan Perlengkapan yang digunakan di dalam Tradisi Mandi Sapar di Desa Air Hitam Laut, pada tanggal 21 Oktober 2020 pukul sebagainya. Jumlah telur yang lazimnya dipakai adalah sebanyak empat puluh buah telur namun jumlah ini tidak menjadi patokan. Pada pelaksanaan Mandi Safar Rabu 17 Desember 2014 menggunakan telur rebus dengan jumlah 99 buah. Telur tersebut dibeli oleh Bapak Bupati Tanjung Jabung Timur, dan kemudian di rebus di kediaman Bapak K. H. Muhammad Arsyad untuk kemudian didekorasikan di menara yang telah dibuat. Rakit dan pondasi menara ini dibuat dalam bentuk segi empat yang dalam bahasa bugis disebut sulappa eppa atau eppa sulapa yang memiliki makna “empat unsur penciptaan manusia” yaitu tanah, api, angin dan air. Dari keempat itu juga masing memmiliki ciri dan sifat masing-masing. Tanah sifatnya duduk, api sifatnya berdiri, angin sifatnya rukuk, dan air sifatnya sujud, ini menunjukkan bahwa manusia diciptakan tiada lain kecuali mengabdi kepada Allah sesuai tuntunan Al-Qur’an dan 5. Daun Mangga Gambar Daun Mangga untuk Penulisan 7 Ayat Salamun Daun yang dipakai sebagai media untuk menulis tujuh ayat yang di awali dengan lafadz sa
وَإِذَا جَآءَكَ ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِـَٔايَٰتِنَا فَقُلۡ سَلَٰمٌ عَلَيۡكُمۡۖ كَتَبَ رَبُّكُمۡ عَلَىٰ نَفۡسِهِ ٱلرَّحۡمَةَ أَنَّهُۥ مَنۡ عَمِلَ مِنكُمۡ سُوٓءَۢا بِجَهَٰلَةٖ ثُمَّ تَابَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ وَأَصۡلَحَ فَأَنَّهُۥ غَفُورٞ رَّحِيمٞ Wa izaa jaaa’akal lazeena yu’minoona bi Aayaatinaa faqul salaamun alaikum kataba Rabbukum alaa nafsihir rahmata annahoo man amila minkum sooo’am bijahaalatin summa taaba mim ba’dihee wa aslaha fa annahoo Ghafoorur Raheem English Translation Here you can read various translations of verse 54 And when those come to you who believe in Our verses, say, “Peace be upon you. Your Lord has decreed upon Himself mercy that any of you who does wrong out of ignorance and then repents after that and corrects himself – indeed, He is Forgiving and Merciful.” Yusuf AliWhen those come to thee who believe in Our signs, Say “Peace be on you Your Lord hath inscribed for Himself the rule of mercy verily, if any of you did evil in ignorance, and thereafter repented, and amend his conduct, lo! He is Oft-forgiving, Most Merciful. Abul Ala MaududiAnd when those who believe in Our signs come to you, say to them Peace be upon you. Your Lord has made mercy incumbent upon Himself so that if anyone of you does a bad deed out of ignorance and thereafter repents and makes amends, surely you will find Him All-Forgiving, AllCompassionate.’ Muhsin KhanWhen those who believe in Our Ayat proofs, evidences, verses, lessons, signs, revelations, etc. come to you, say “Salamun Alaikum” peace be on you; your Lord has written Mercy for Himself, so that, if any of you does evil in ignorance, and thereafter repents and does righteous good deeds by obeying Allah, then surely, He is Oft-Forgiving, Most Merciful. PickthallAnd when those who believe in Our revelations come unto thee, say Peace be unto you! Your Lord hath prescribed for Himself mercy, that whoso of you doeth evil through ignorance and repenteth afterward thereof and doeth right, for him lo! He is Forgiving, Merciful. Dr. GhaliAnd when the ones who believe in Our signs come to you, then say, “Peace be upon you. Your Lord has prescribed for Himself the mercy, that whoever of you does an odious deed in ignorance, thereafter repents even after that and acts righteously, then say that He is Ever-Forgiving, Ever-Merciful.” Abdel HaleemWhen those who believe in Our revelations come to you [Prophet], say, Peace be upon you. Your Lord has taken it on Himself to be merciful if any of you has foolishly done a bad deed, and afterwards repented and mended his ways, God is most forgiving and most merciful.’ Muhammad Junagarhiاور یہ لوگ جب آپ کے پاس آئیں جو ہماری آیتوں پر ایمان رکھتے ہیں تو یوں کہہ دیجیئے کہ تم پر سلامتی ہے تمہارے رب نے مہربانی فرمانا اپنے ذمہ مقرر کرلیا ہے کہ جو شخص تم میں سے برا کام کر بیٹھے جہالت سے پھر وه اس کے بعد توبہ کر لے اور اصلاح رکھے تو اللہ کی یہ شان ہے کہ وه بڑی مغفرت کرنے واﻻ ہے بڑی رحمت واﻻ ہے Quran 6 Verse 54 Explanation For those looking for commentary to help with the understanding of Surah Al-An’am ayat 54, we’ve provided two Tafseer works below. The first is the tafseer of Abul Ala Maududi, the second is of Ibn Kathir. Ala-Maududi 654 And when those who believe in Our signs come to you, say to them Peace be upon you. Your Lord has made mercy incumbent upon Himself so that if anyone of you does a bad deed out of ignorance and thereafter repents and makes amends, surely you will find Him All-Forgiving, AllCompassionate.’[37] 37. Several of those who came to believe in the Prophet peace be on him had committed many serious sins before they embraced Islam. Even though their lives had altogether changed following their conversion, the opposition continued to play up the weaknesses and misdeeds of their past life. The Prophet peace he on him is asked to comfort such persons and to tell them that God does not punish those who sincerely repent their sins and mend their ways. Ibn-Kathir The tafsir of Surah Al-Anam verse 54 by Ibn Kathir is unavailable here. Please refer to Surah Anam ayat 50 which provides the complete commentary from verse 50 through 54. Quick navigation links
Oleh Ahmad Hasanuddin Umar * Waktu kecil, sekitar tahun 80-an, saya diajarkan oleh guru ngaji dikampung, termasuk oleh ayah saya, untuk membaca do’a salāmun alā Nūhin fil Ālamīn ketika mau ke kebun atau ketika akan berjalan di antara semak-semak yang rimbun, tujuannya supaya aman dari gigitan ular berbisa atau hewan-hewan lain yang berbahaya, seperti kalajengking, dan yang lainnya. Ajaran ini terus saya praktekan setiap kali saya berjalan diantara semak-semak yang rimbun, saat akan membersihkan kebun misalnya, atau sekedar hanya berjalan melewati semak-semak karena tidak ada pilihan jalan alternatif yang bisa dilewati. Setelah saya masuk pesantren Gontor tahun 1993/1994, dan belajar bahasa Arab sungguh-sungguh karena sebelum masuk Gontor, saat belajar di MI dan MTs, pernah juga belajar bahasa Arab, tapi kurang serius saya mulai bertanya apa relevansi do’a ini dilihat dari sisi maknanya dengan keselamatan kita dari hewan yang berbahaya, meskipun demikian saya tetap mengamalkannya hingga dewasa. Munculnya pertanyaan dibenak saya, karena do’a yang diambil dari ayat ke-79 QS. As-Shāfāt ini jelas sekali maknanya, sepertinya relevansin makna ayat ini dengan keinginan selamat dari hewan berbisa agak jauh, mari kita perhatikan ayatnya ; سَلَـٰمٌ عَلَىٰ نُوحࣲ فِی ٱلۡعَـٰلَمِینَ. سورة الصافات ٧٩ ”Keselamatan Kami limpahkan atas Nuh di seluruh alam.” Isinya penegasan dari Allah, atau semacam garansi bahwa Allah akan menjamin keselamatan bagi Nabi Nuh di seluruh alam ini, begitu makna yang kita dapatkan ketika membaca ayat diatas, termasuk jika kita buka kitab Tafsir al-Muyassar atau Tafsir al-Wasīth, yang kedua kitab tafsir tersebut menjelaskan makna ayat diatas dengan penjelasan yang hampir sama atau senada Misal dalam tafsir al-Wasīth dijelaskan ; سلام على نوح فى العالمين أى تحية وأمان وثناء جميل على نوح فى العالمين. “Keselamatan atas Nuh di seluruh alam maksudnya adalah penghormatan, keamanan dan pujian yang baik terlimpahkan kepada Nuh di seluruh alam.” Sementara dalam tafsir al-Muyassar dijelaskan ; أمان لنوح وسلامة له من أن يُذْكر بسوء في الآخِرين، بل تُثني عليه الأجيال من بعده. “Keamanan untuk Nur dan keselamatan baginya dari sebutan yang buruk digenerasi berikutnya, bahkan dia akan dipuji dengan kebaikan oleh generasi setelahnya.” Ini adalah garansi dari Allah kepada Nuh setelah berdo’a kepada Allah memohon kemenangan atas orang-orang kafir, yang telah mendustakan dakwahnya Nabi Nuh dan mengusir beliau dari kampungnya, sebagaimana cerita ini di abadikan dalam QS. Al-Qamar ayat 9 sampai ayat 10. BAGAIMANA KEMUDIAN AYAT INI DIAJARKAN MENJADI DO’A ? Seperti yang saya ceritakan diawal tulisan ini, saya mendapatkan waktu kecil dulu ayat ini diajarkan menjadi do’a untuk menjaga diri dari bahaya hewan-hewan berbisa. قال سعيد بن المسيب وبلغني أنه من قال حين يمسي سلام على نوح في العالمين لم تلدغه عقرب. Saat saya tadarrus membaca QS. As-Shāfāt dari ayat 75-82 didampingi kitab Aisaru at-Tafāsīr li Kalāmi al-Aliyi al-Kabīr karya As-Syaikh Abū Bakar Jābir al-Jazāiriy, saya mendapatkan riwayat atsar tabi’in yang bernama Sa’id bin al-Musayyab rahimahullāh, dalam catatan kaki penjelasan faidah dari ayat 79 dari QS. As-Shāfāt diatas. Berkata Sa’id bin al-Musayyab “Telah sampai kepadaku bahwasannya barangsiapa ketika sore hari membaca salāmun alā Nūhin fil Ālamīn, maka dia tidak akan disengat kalajengking.” Riwayat ini disebutkan juga oleh Abu Amru dan Ibnu Abdil Bar dalam kitab at-Tamhīd dan di nukil darinya oleh al-Imam al-Qurthubi. Dari Atsar diatas inilah guru ngaji saya dikampung dan ayah saya mengajarkan ayat diatas sebagai do’a untuk menjaga diri dari hewan-hewan berbisa. ADA DO’A YANG LEBIH RELEVAN DAN LEBIH SHAHIH As-Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazāiriy dalam tafsirnya terhadap ayat 79 QS. As-Shāfāt diatas mengomentari riwayat Sa’id bin al-Musayyab trrsebut dengan mengatakan “ أصحّ منه قول أَعُوذُ بكَلِماتِ اللهِ التّامّاتِ مِن شَرِّ ما خَلَقَ. لصحة الحديث في ذلك. “Yang lebih shahih darinya do’a yang diambil dari ayat 79 QS. As-Shāfāt adalah A’ūdzu bi kalimātillāhi at-Tāmmāti min syarri mā khalaqa. Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah dari keburukan setiap makhluk yang Allah ciptakan.” Banyak sahabat yang meriwayatkan hadis yang isinya do’a diatas, diantaranya Khaulah bintu Hakim radhiyallahu anhā sebagaimana disebutkan oleh Muslim dalam kitab shahihnya seperti berikut ini عن خَوْلَةَ بِنْتَ حَكِيمٍ السُّلَمِيَّةَ تَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ نَزَلَ مَنْزِلًا ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ. متفق عليه Dari Khaulah bintu Hakim As Sulamiyyah berkata; aku mendengar Rasululullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Barang siapa yang singgah pada suatu tempat kemudian dia berdo’a A’AUUDZU BI KALIMAATILLAHIT TAAMMAH MIN SYARRI MAA KHALAQ Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari keburukan apa saja yang Dia ciptakan, niscaya tidak akan ada yang membahayakannya hingga di pergi dari tempat itu.” HR. Bukhari dan Muslim. Apa yang disebutkan dalam hadis inilah sesungguhnya do’a yang lebih relevan untuk kita baca saat kita takut kena sengatan hewan-hewan berbisa, baik ketika akan tidur atau ketika mampir disuatu tempat atau ketika berjalan diantara semak-semak yang rimbun. [] AHU *** ***Sampangan Lor,Rabu, 02 Rajab 1441 H / 26 Februari 2020 M * Penulis adalah Pegiat Kajian al-Qur’an dan Hadis Nabi, asal Rawailat, Dayeuh Cileungsi Bogor dan tinggal di Jogja. Tentang Ahmad Hasanuddin Umar Saya lahir pada tanggal 28 Jumadal Akhirah 1399 H bertepatan dengan 25 Mei 1979 M, di kampung Rawailat Desa Dayeuh kecamatan Cileungsi Bogor, dilingkungan keluarga yang alhamdulillah cukup religius, rumah tempat dimana saya dilahirkan, sekaligus berfungsi sebagai pesantren kecil, ada Masjid Jami' an-Nur juga Madrasah Diniyah an-Nur. Suasana keagamaan dilingkungan sekitar rumah sangat membekas dalam memori saya, setelah menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Rawailat, sekaligus di Madrasah Diniyah An-Nur Rawailat, saya melanjutkan Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah An-Nizhamiyyah Cileungsi asuhan Drs. KH. Ahmad Marzuqi, setamat Tsanawiyah saya melanjutkan pendidikan ke Jawa Timur tepatnya di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar pimpinan KH. Ibrahim Thoyyib, setelah belajar selama kurang lebih satu tahun di Ponpes Wali Songo, kemudian saya pindah ke Pondok Modern Darussalam Gontor, hingga tammat sampai tahun 1998/1999, dalam asuhan Dr HC. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA, beserta KH. Hasan Abdullah Sahal dan KH. Shoiman Lukmanul Hakim. Setamat dari Gontor, saya menjalani masa pengabdian mengajar dan melanjutkan belajar menghapal al-Qur'an di Ponpes Darul Abrar Bone Sulawesi Selatan yang diasuh oleh KH. Anwar Harum, Lc dan Dr. KH. Muttaqien Said, MA, hingga bulan Juni tahun 2000. Pada tahun yang sama saya mendaftar kuliah di LIPIA dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan akhirnya saya berlabuh di UIN Jogja, mengambil Jurusan Tafsir Hadis, setelah selesai dari UIN, saya mengikuti program Akta IV di UII Universitas Islam Indonesia setelah selesai saya menempuh kuliah S1 lagi di MEDIU Medinah International University pada jurusan al-Qur'an wa Ulumuhu, sambil juga mengambil kuliah S2 Program Pascasarjana konsentrasi SQH Studi Qur'an dan Hadis. Saat ini, selain ikut terlibat mengelola Travel Haji & Umrah Lā Raiba, sekaligus sebagai pembimbing ibadah umrah, aktifitas sehari-hari saya ngajar di Ponpes Mahasiswa Takwīn Muballighīn, dan mengasuh kajian rutin di Majlis Kajian Kitab di masjid-masjid seputar Yogyakarta. Saya tinggal di Yogyakarta tepatnya di Bantul, bersama seorang istri dan 6 orang anak kami, Najwa Salma Hasan, Faruq Abdullah Hasan, Musa Abdullah Hasan, Bilal Abdullah Hasan, Naqiyya Sājidah Hasan, dan Najiyya Sājidah Hasan….[]
Salamun Qaulam Mirrabbirrahim. سَلَـٰمࣱ قَوۡلࣰا مِّن رَّبࣲّ رَّحِیمࣲ[Surah Ya-Seen 58] Salamun Ala Nuhin Fil Alamiin. سَلَـٰمٌ عَلَىٰ نُوحࣲ فِی ٱلۡعَـٰلَمِینَ[Surah As-Saaffat 79] Salamun Ala Ibrahiim سَلَـٰمٌ عَلَىٰۤ إِبۡرَ ٰهِیمَ[Surah As-Saaffat 109] Salamun Ala Musa Wa Harun. سَلَـٰمٌ عَلَىٰ مُوسَىٰ وَهَـٰرُونَ[Surah As-Saaffat 120] Salamun Ala Ilyasiin سَلَـٰمٌ عَلَىٰۤ إِلۡ یَاسِینَ[Surah As-Saaffat 130] Salamun Hiya Hatta Mat La’il Fajr سَلَـٰمٌ هِیَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ[Surah Al-Qadr 5] Wasalamun Alal Mursalin. Walhamdulillahi robbil Alamiin. وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِینَ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ[Surah As-Saaffat 181 – 182] Kegunaannya adalah untuk melembutkan hati musuh, menjinakkan binatang buas dan merawat penyakit. Untuk merawat penyakit, bacakan ayat 7 salamun ini sebanyak 21 kali lalu tiup di air dan minum atau di buat melembutkan hati musuh atau menjinakkan binatang buas, bacakan ayat ini 7 kali lalu tiup ke arah orang yang di tuju. Amalannya Amalkan ayat ini selepas solat. Jumlah wiridnya seikhlas hati. * Klik Disini
Gambar Arti Assalamualaikum Dan Salamun Alaikum Mana Pengucapan Yang Benar Seperti Dalam Al Quran Apa itu Arti Assalamualaikum dan Salamun Alaikum, Mana Pengucapan yang Benar seperti dalam Al-Quran? Benar! Seperti yang kita umat muslim ketahui, assalamualaikum atau salaamun alaikum merupakan sebuah ucapan salam dalam bahasa arab, serta digunakan oleh budaya atau umat muslim. Selain itu tahukah kalian bahwa, salam adalah sunnah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, yang salah satu tujuannya adalah untuk dapat merekatkan ukhuwah islamiyah umat muslim yang ada di seluruh dunia. Seperti yang sudah Kami jelaskan di atas, bagi mereka yang mengucapkan salam, hukumnya adalah Sunnah. Sedangkan bagi mereka yang mendengarnya, wajib untuk menjawabnya. Sering kali, pada saat membaca kitab Suci Al-Quran, kita membaca tulisan salaamun alaikum. Jadi, apakah arti assalamualaikum dan salaamun alaikum sama? Lalu mana yang benar antara pengucapan katanya? Assalamualaikum atau salaamun Alaikum? Baiklah mari kita bahas lebih lanjut di bawah ini! Daftar Isi KontenApa itu Salam Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh?Salam dalam Hadis Imam BukhariAssalamualaikum dan atau Salaamun Alaikum Berdasarkan Al-Qur’anArti Salaamun Alaikum dalam Al-Qur’anKesimpulanPenutupBagikan Sekarang Ke Apa itu Salam Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh? Ilustrasi Gambar Apa Itu Salam Dan Arti Assalamualaikum Atau Salaamun Alaikum Sebelumnya, tahukah kalian apa itu salam? Berbagai pendapat tentang arti “salam” diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa, Salam adalah salah satu nama indah Allah Subhanahu Wata’ala yang berarti perdamaian, sumber kedamaian dan keamanan. Dalam hal ini, kata assalamualaikum berarti semoga nama Allah ada pada Anda. Menurut ulama maliki terkemuka Qadi Iyad, Salam berarti perlindungan muhafaza dan assalamu alaikum berarti, semoga perlindungan dan perhatian Allah menyertai Anda. Dia menyatakan bahwa hal tersebut adalah doa dalam arti dari “semoga Allah Subhanahu Wata’ala menyertai Anda”. Sedangkan beberapa yang lainnya menyatakan bahwa kata “salam” berarti “perdamaian”. Salam dalam Hadis Imam Bukhari Di bawah ini adalah salah satu potongan terjemahan hadis yang menggambarkan bahwa salam adalah sunnah Nabi. Dari Imran bin Hushain Radiallahu Anhu, berkata Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dan mengucapkan, assalaamu’alaikum, maka dijawab oleh Nabi dengan balasan salam kemudian ia duduk, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “sepuluh”. Kemudian datang lagi orang yang kedua dan memberi salam, “Assalaamu’alaikum Wa Rahmatullaah”. Terlepas daripada hal tersebut, dalam memberikan salam, adapun beberapa hal yang perlu kalian perhatikan dalam memberi salam adalah Jangan menulis dengan disingkat yang akan menghilangkan makna dari salam salam adalah doa, penulisan beda maka akan memiliki makna yang berbeda.Tidak mengucapkan salam kepada mereka selain umat muslim. Assalamualaikum dan atau Salaamun Alaikum Berdasarkan Al-Qur’an Ilustrasi Gambar Arti Assalamualaikum Dan Salaamun Alaikum Mana Kata Atau Pengucapan Yang Benar Beberapa dari kita terkadang pernah mendengar ucapan salam seperti yang dituliskan dalam Al-Qur’an yaitu assalamualaikum dan atau salaamun alaikum, dimana hal tersebut dirasa janggal oleh sebagian umat islam yang pada umumnya lebih sering mengucapkan assalamualaikum atau lebih lengkapnya lagi assalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh saja. Dalam Al Quran ada pada beberapa surat diantaranya, yang terdapat firman Allah Subhanahu Wata’ala. وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ QS. Az Zumar73 Artinya dan terjemahannya Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga jannah berombong-rombongan pula. sehingga apabila mereka sampai ke surga sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya “Kesejahteraan dilimpahkan atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya” Arti Salaamun Alaikum dalam Al-Qur’an Lalu, apa itu Salaamun Alaikum? Ya, sebenarnya arti assalamualaikum dan salaamun alaikum adalah sama dengan salam dalam bahasa arab biasa, namun yang membedakannya hanya pada yang ditujukan. Agar lebih dapat memahaminya akan dijelaskan lebih lanjut dengan potongan dari kitab suci Al-Qur’an, dimana pada potongan tersebut terdapat kata “salaamun alaikum”. Di bawah ini adalah firman Allah Subhanahu Wata’ala dalam Surah Al An’am وَإِذَا جَاءَكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِنَا فَقُلْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ ۖ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَىٰ نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ ۖ أَنَّهُ مَنْ عَمِلَ مِنكُمْ سُوءًا بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِن بَعْدِهِ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌQS. Al An’am54 Arti dan terjemahannyanya Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, Maka Katakanlah “Salaamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang, yaitu bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan Mengadakan perbaikan, Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” Allah Subhanahu Wata’ala juga berfirman dalam Quran surah Al-nahl جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ لَهُمْ فِيهَا مَا يَشَاءُونَ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْزِي اللَّهُ الْمُتَّقِينَ .31 الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ ۙ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ .32QS. An Nahl 31, 32 Arti dan terjemahannya Yaitu Surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang diwafatkan dalam Keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan pada mereka “Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan” Kesimpulan Jadi, dari penjelasan dan pelajaran dari tulisan Apa itu Arti Assalamualaikum dan Salamun Alaikum, Mana Pengucapan yang Benar seperti dalam Al-Quran di atas, dapat kita simpulkan bahwa arti ucapan atau pengucapan, salaamun alaikum adalah salam yang ditujukan untuk para penghuni surga. Sedangkan ucapan assalammualikum warahmatullah wabarakatuh, hal tersebut telah dicontohkan pada sunnah Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang ditujukan kepada manusia. Penutup Demikianlah ulasan yang dapat Kami sampaikan kali ini yang membahas mengenai Apa itu Arti Assalamualaikum dan Salamun Alaikum, Mana Pengucapan yang Benar seperti dalam Al-Quran. Semoga Allah, dzat yang membalas kebaikan sebesar dzarrah dengan kebaikan dan membalas keburukan sebesar dzarrah dengan keburukan memberikan kita ke-istiqomahan untuk selalu senantiasa berjalan di atas kitabullah dan sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Silahkan bagikan artikel atau tulisan Kami disini jika kalian rasa bermanfaat. Sekian dari Saya, Terima Kasih.
SEVEN SALAMS Seven verses of the Qur’an in which the word salam سلام, “peace,” occurs— Surah xxxvi. 58 “Peace shall be the word spoken unto the righteous by a merciful God.” Surah xxxvii. 77 “Peace be on Noah and on all creatures.” Surah xxxvii. 109; “Peace be on Abraham.” Surah xxxvii 120 “Peace be on Moses and Aaron.” Surah xxxvii. 130 “Peace be on Elias.” Surah xxxvii. 181 “Peace be on His apostles.” Surah xxxvii. 5 “It is peace until the breaking of the morn.” These verses are recited by the religious Muslim during, sickness, or in seasons of danger or distress. In some parts of Islam it is customary to write these seven verses of the Qur’an on paper and then to wash off the ink and drink it as a charm against evil. Based on Hughes, Dictionary of Islam